Banyak orang yang lebih suka memilih ayam sebagai binatang ternak, karena cukup mudah untuk memeliharanya dan dapat mendatangkan banyak keuntungan. Mungkin tidak semua orang mengenal jenis-jenis ayam, sebagai contoh ayam brahma.
Jenis ayam tersebut masih terbilang asing di telinga banyak orang terutama bagi mereka yang tidak mempunyai pengalaman dalam dunia peternakan. Namun, orang yang sudah lama menggeluti dunia peternakan sudah familiar dengan jenis ayam yang satu ini.
Brahma merupakan salah satu jenis ayam hias yang berasal dari Amerika. Namun, sebenarnya asal muasal brahma masih menjadi kontroversi. Pada sekitar tahun 1840 an Amerika mengimpor berbagai jenis ayam dari Shanghai, China.
Inilah alasan sebagian orang menyebut bahwa brahma sebagai ayam Shanghai. Sejak itulah Amerika mengembangbiakkan brahma. Melalui kawin silang dengan ras ayam lainnya, munculah beberapa jenis brahma yang mempunyai ciri fisik dan warna bulu yang berbeda-beda.
Dalam pengembangbiakannya, mereka melakukan kawin silang antara ayam dari shanghai ini dengan ayam ras Grey Chittagong yang berasal dari Bangladesh. Di tahun 1852, Amerika mengekspor brahma ke Inggris. Saat ini penyebaran brahma sudah ada di negara manapun termasuk Indonesia.
Sekilas, bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dengan jenis ayam hias lainnya. Hanya, body nya yang besar dan gerakannya yang lamban saja yang membedakannya. Di Indonesia sendiri, sudah banyak para penghobi ayam hias yang memutuskan untuk memelihara brahma. Karena selain diternak untuk menghasilkan bibit, ayam ini juga bisa dibesarkan untuk ayam konsumsi layaknya ayam negri atau ayam joper.
Meskipun sepintas mirip dengan jenis ayam pada umumnya, tetapi sebenarnya ada beberapa karakteristik unik yang membedakan brahma dengan jenis ayam lainnya, seperti yang tertera di bawah ini.
Sebagian besar ayam mempunyai bulu yang hanya tumbuh di badannya saja sedangkan kakinya tidak memiliki bulu. Hal ini berbeda dengan brahma yang bulunya sangat lebat dan menyelimuti seluruh tubuhnya, bahkan hingga menutupi kakinya.
Warna bulu pada varietas brahma berbeda-beda. Di Amerika Serikat, varietas brahma yang utama meliputi dark, light dan buff brahma. Ketiga varietas tersebut mempunyai warna bulu berbeda-beda seperti putih, kuning pucat, atau hitam.
Selain varietas standar brahma Amerika, di Australia dan negara-negara lainnya juga terdapat varietas lainnya dengan warna bulu berbeda-beda yang menjadi ciri khas masing-masing varietas. Varietas lainnya berupa crele, blue, black, partridge brahma.
Salah satu rekomendasi lainnya untuk membaca sejarah dan seputar dunia ternak brahma, bisa dibuka disini : https://www.chickensandmore.com/brahma-chicken/
Ukuran ayam brahma cenderung lebih besar daripada jenis ayam lainnya. Wajar saja jika sebagian orang menganggap brahma sebagai ayam jumbo. Rata-rata tinggi brahma yang sudah dewasa dapat mencapai 70 cm.
Rata-rata ayam kampung hanya memiliki berat 1 kg hingga 2,5 kg. Lain halnya dengan brahma yang mempunyai berat rata-rata brahma dewasa jantan ialah sekitar 5,5 kg, sedangkan brahma betina ialah kurang lebih 2.5 kg. Bahkan beberapa brahma memiliki berat di atas 6 kg atau 7 kg.
Walaupun brahma memiliki ukuran badan yang besar namun sifatnya sangat jinak. Jadi, unggas ini sangat cocok menjadi hewan peliharaan rumahan karena tidak agresif, sehingga bagus untuk mengajarkan anak-anak cara beternak.
Produktivitas ayam brahma sangat bagus sehingga membuat orang tergiur untuk membuka usaha peternakan brahma. Daya tetas atau tigkat fertilitasnya juga cukup tinggi sehingga proses perkembangbiakannya sangat efektif.
Varietas brahma dapat bertelur sepanjang musim, baik itu musim hujan maupun kemarau. Mereka mampu menghasilkan 3 hingga 4 telur per minggu. Telurnya berwarna cokelat dan berukuran lebih besar daripada telur dari ras ayam lainnya. Ukuran telur brahma sekitar 50 hingga 60 gram.
Membedakan jenis kelamin brahma jantan dan betina dewasa tidaklah sulit. Orang yang belum familiar dengan jenis ayam ini tentu akan kesulitan menentukan mana yang betina dan mana yang jantan. Berikut ini perbedaan antara Brahma jantan dan betina dewasa:
Ayam jantan brahma cenderung mempunyai gerakan yang lebih lincah. Karena gerakannya yang lincah inilah, membuat orang sulit untuk menangkap brahma jantan. Sebaliknya untuk menangkap ayam betina brahma cukup mudah karena mereka lebih tenang dan tidak selincah ayam jantan.
Bulu pada ayam betina brahma biasanya berbentuk oval. Sedangkan ayam jantan brahma mempunyai bulu yang agak runcing di bagian ujungnya. Varietas dark brahma, ayam jantan memiliki warna ekor yang hitam, sayap putih.
Warna hitam dan putih mendominasi bagian dada dan punggung pada varietas dark brahma jantan. Dark brahma betina memiliki bulu berwarna abu-abu dan hitam pada bagian punggungnya.
Jengger juga menjadi salah satu bagian tubuh yang membedakan jenis kelamin jantan dan betina. Betina biasanya tidak memiliki jengger, sedangkan jantan mempunyai jengger berwarna merah.
Beternak brahma tidaklah sulit. Aktivitas ini selain menjadi hobi, juga menjadi peluang usaha yang menjanjikan. Adapun kelebihan lainnya yaitu, sangat layak konsumsi baik daging maupun telurnya. Cara beternaknys diantaranya ialah sebagai berikut :
Pakan brahma sama dengan jenis ayam lainnya. Tetapi bagi pengusaha ternak yang ingin mendapatkan hasil optimal dalam beternak brahma, haruslah mempertimbangkan kualitas pakan yang baik.
Pakan utama bagi ayam dewasa ialah pur karena pur sangat bagus untuk menunjang tinggi badan, perkembangan otot dan kesuburannya. Alternatif lain ialah beras merah, jagung giling, bekatul, kacang-kacangan, daun pepaya, azzola, sawi, eceng gondok, dan kubis.
Anakan brahma yang masih kecil juga sudah dapat makan pur. Akan lebih baik lagi jika menambahkan irisan sayuran, nasi, air, vitamin agar pertumbuhan anakan brahma lebih maksimal. Pastikan kebersihan pakan dan minuman tetap terjaga demi menjaga kesehatan anakan brahma.
Kandang juga memiliki peranan penting dalam beternak brahma. Tanpa kandang pun sebenarnya tidak masalah, karena brahma cukup jinak dan mudah beradaptasi. Mengumbar brahma dan membiarkannya mencari pakan sendiri justru menunjang pertumbuhannya dengan lebih baik.
Bibit brahma haruslah berkualitas baik agar tumbuh kembangnya dapat maksimal dan nantinya menghasilkan keturunan yang berkualitas pula. Ciri-ciri bibit brahma yang baik ialah lincah, sehat, bulunya bersinar, dan tidak cacat.
Brahma memang memiliki banyak varietas dengan warna bulu berlainan. Masing-masing varietas memiliki daya tarik tersendiri sehingga para pecinta ayam hias pun memiliki selera berbeda dalam menentukan brahma sebagai hewan peliharaan. Varietas brahma yang populer ialah sebagai berikut:
Varietas brahma buff merupakan varietas yang cukup populer di Amerika. Warna bulu pada varietas brahma tersebut yakni kuning kecokelatan.
Jenis brahma yang satu ini memiliki bulu berwarna putih kusam. Meski putih kusam tetap saja varietas ini menjadi salah satu peliharaan favorit bagi para pecinta unggas.
Brahma dark merupakan varietas asli brahma yang pertama kali berkembang di Amerika. Dengan kata lain, varietas ini merupakan nenek moyang dari segala jenis ayam brahma yang ada. Bulu pada ayam ini berwarna putih dengan sedikit bintik-bintik hitam. Ukuran bulunya juga cukup besar.
Warna bulu yang hitam menyelimuti seluruh tubuh brahma Black. Bulunya yang berwarna hitam membuat brahma black terlihat unik dan mencolok.
Meski bernama brahma blue, jenis ini tidak sepenuhnya berwarna biru namun dengan sedikit campuran warna abu-abu cerah. Pada leher dan punggungnya terdapat semburat hitam. Brahma blue merupakan varietas baru sehingga masih sulit untuk menemukannya.
Banyak yang penasaran mengenai harga ayam ras brahma karena masih terbilang langka di wilayah Indonesia. Layaknya jenis ayam hias lainnya, harga ayam tersebut sangat tergantung pada jenis kelamin dan ukuran.
Harga rata-rata ayam dewasa yang sudah siap untuk menjadi indukan ialah sekitar Rp.1.000.000 hingga Rp. 1.500.000. Jika membeli sepasang dewasa, harga pasarannya berkisar Rp. 1.500.000 hingga Rp. 2.000.000.
Untuk anakan brahma yang masih berusia 1 bulan, rata-rata penjual membanderol anakan tersebut dengan harga Rp.100.000 per ekor. Jika sudah berusia 5 bulan atau lebih, maka harga anakan brahma remaja dapat mencapai angka Rp. 1.000.000. Telur brahma pun cukup mahal yakni sekitar Rp. 50.000 – 70.000.
Setiap orang memiliki tujuan tersendiri dalam memelihara ayam ini. Mayoritas peternak memang sengaja membudidayakannya untuk meraup keuntungan yang banyak dari hasil penjualan ayam tersebut. Berikut ini beberapa pemanfaatan brahma:
Beberapa dari mereka memang sengaja memelihara brahma sebagai ayam hias. Biasanya orang yang hobi memelihara ayam hias memiliki komunitas tersendiri. Dalam komunitas tersebut mereka dapat saling bertukar tips dan informasi mengenai perawatan yang benar.
Terlebih lagi varietas brahma masih cenderung jarang di Indonesia, sehingga harga jualnya pun relatif mahal. Tak heran jika para pecinta ayam hias ini memutuskan memelihara brahma sebagai hobi saja bukan untuk konsumsi.
Manfaat lain dalam memeliharanya ialah, menjadikannya sebagai ayam petelur. Mengingat produktivitas yang tinggi, maka ayam ini kerap menghasilkan telur. Bagi orang yang tertarik untuk beternak, bisa terus menjual telur ayam tersebut.
Tentu saja harga telur brahma jauh lebih mahal daripada harga telur ayam pada umumnya. Dari segi ukuran pun lebih besar, jadi wajar jika harga telurnya menjadi lebih mahal.
Selain itu, kelangkaannya juga membuat orang Indonesia berpikir dua kali untuk mengonsumsi telurnya. Akan lebih baik membiarkan induknya mengerami telur hingga menjadi anakan brahma untuk menaikan nilai jual.
Di Amerika, sejak awal pengembangbiakan brahma di tahun 1850 an sampai 1930 an, mereka memiliki tujuan untuk mengambil dagingnya. Karena ukurannya yang besar dan ototnya yang padat menjadikannya sebagai sumber protein hewani untuk konsumsi.
Daging dari varietas brahma cukup padat dan enak, sehingga banyak orang yang mengonsumsi ayam tersebut. Pengembangbiakan brahma untuk tujuan konsumsi biasanya berlaku di negara-negara Amerika maupun Eropa.
Di Indonesia masih sangat jarang orang yang memelihara brahma untuk tujuan konsumsi. Harga brahma cukup mahal jadi sayang jika menjadikannya sebagai sumber makanan. Sementara di Indonesia sendiri masih banyak jenis ayam lain untuk konsumsi yang harganya lebih murah. Mengetahui karakteristik ayam brahma membuat siapapun tertarik untuk memeliharanya dengan tujuan yang berbeda-beda. Cara beternak brahma pun cukup mudah dan sifatnya yang tidak agresif menjadi kelebihan tersendiri.
Penjualan mulai dari bibit hingga indukan aneka ayam hias, bisa anda buka disini :
No comment for Ayam Brahma dengan Keunikan Karakteristik dan Berbagai Manfaat